Jumat, 04 Desember 2015

MAKALAH TRANSMISI



DASAR TENAGA LISTRIK



Muhammad Wahyu Santoso
D41115517
ELEKTRO A





TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015




I.     PENDAHULUAN
Pada jaringan pembangkit, energi listrik berasal dari perubahan energi mekanik yaitu energy kinetic dan energy potensial dari unsur alam, seperti air, udara, gas, dan cahaya matahari. Dimana unsur alam tersebut yang digunakan untuk menggerakkan turbin hingga mengubah energy mekanik yang dimiliki unsur alam
tersebut menjadi energy listrik. Kemudian energy listrik tersebut disalurkan menuju daerah daerah yang memiliki struktur geografis, jarak, tempratur, dan banyaknya penggunaan energy yang berbeda beda. Sehingga untuk mencapai tujuan tersalurkannya energy listrik tersebut, sistem transmisi dibuat dalam struktur, anatomi dan konstruksi yang berbeda beda sesuai dengan kondisi wilayah tujuan dari berbagai aspek. Dan dalam penyaluran energy tersebut dibutuhkan kelompok-kelompok yang bekerja untuk membangun sistem jaringan transmisi, memelihara, dan mengelola sistem jaringan tersebut agar tidak terjadi kerusakan, dan tetap terjada dan berjalan dengan baik sehingga energy listrik tetap tersalurkan kepada konsumen-konsumen listrik. Maka untuk mempertajam dan memfokuskan bahasan dalam tulisan ini, penulis mengajukan rumusan masalah sebagi berikut :
Ø  Bagaimana struktur sistem transmisi dalam mengatasi perbedaan kondisi geografi?
Ø  Bagaimana Komponen komponen sistem transmisi?
Ø  Bagaimana Jenis Jenis sistem Transmisi?
Ø  Bagaimana dampak jaringan listrik tersebut?
Dengan menggunakan metodologi yang bersifat analitif bertipe deskriptif. Buku, artikel dan jurnal international yang diperoleh secara online yang digunakan untuk menganalisis sekaligus sebagai sumber informasi sehingga menjadi rujukan utama dalam pembahasan ini.

II.  TINJAUAN PUSTAKA
System of Transmission Line (Sistem Jaringan Transmisi).
Energy listrik adalah listrik mengalir pada sebuah konduktor. Dimana yang mengalir adalah perpindahan elektron karenya adanya beda potensial. Untuk menyalurkan energy listrik tersebut dibutuhkan Transmission Line.
“Transmission Line – A line that carries electricity with high voltage and is used to transmit electric power over relatively long distances, usually
from a central generating station to main substations.”
Dari kutipan diatas  Transmission Line atau Jaringan Transmisi adalah sebuah jaringan yang membawa listrik pada tegangan tinggi. Pada zaman dahulu, penduduk yang dapat menggunakan energy listrik hanya yang bertempattinggal tidak jauh dari pusat pembangkit listrik, dikarenakan pada zaman dahulu belum ditemukannya Transformator (trafo).


Gambar 1,1 Elemen Pokok Sistem Tenaga
“Transformators is an electrical device that transfers electrical energy between two or more circuits through electromagnetic induction. Commonly, transformators are used to increase or decrease the voltages of alternating current in electric power applications.”4
Definisi di atas mengartikan bahwa sebuah alat yang mentransfer energy antara 2 sirkuit atau lebih melalui induksi elektromagnetik. Dimana Transformator digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan. Kenapa harus mengubah tegangan?
“A transformer is used to raise or lower the voltage of alternating current. Raising voltage facilitates the transmission of massive volumes of electricity, reduces energy losses and lowers the total cost of power transmission—for example, by avoiding the construction of additional power lines.
As electrical energy approaches consumption centres, its voltage is lowered gradually to the point where homes are supplied with low-voltage power, namely 120/240 volts.”5
Karena jika listrik ditransmisikan dalam jarak yang jauh dengan volume yang banyak, akan terjadi kehilangan energy. Dimana energy yang hilang itu adalah energy listrik yang berubah menjadi energi panas. Sehingga membutuhkan transformator untuk menaikkan tegangan atau menurunkan tegangan agar meminimalisir energy listrik yang hilang.

Transmission Line (Saluran Transmisi)
Saluran transmisi adalah media yang digunakan sistem transmisi untuk mentransmisikan tenaga listrik dari generator station hingga sampai kepada consumer pengguna listrik. Dalam penyaluran transmisi listrik ditransmisikan menggunakan Alternative Direct (AC) mapun dengan Direct Current (DC) dengan menggunakan bahan Konduktor yang mengalirkan tipe saluran transmisi listrik.
1.      Saluran Transmisi AC
Dalam saluran transmisi AC tegangan pada saluran transmisinya mudah untk diubah, baik dinaikkan maupun diturunkan dengan transformator. Dimana saluran AC menggunakan sistem fasa sehingga memiliki keuntungan sebagai berikut :
·        

Ø Alternatif Current (AC) adalah Arus listrik dimana arah dari arusnya bolak balik.
Ø Direct Current (DC) adalah perpindahan arus listrik yang berlanjut atau terus menerus pada arah yang sama atau searah.
Ø Conductor adalah Kabel logam yang digunakan untuk menghantarkan listrik.


 Daya yang disalurkan lebih besar
·          Nilai Sesaatnya (Instantaneous valur) konstan
·          Mempunyai medan magnet putar
Disamping itu saluran transmisi AC memiliki kerugian sebagai berikut :
·         Tidak Stabil
·         Isolasi yang rumit

2.      Saluran Transmisi DC
Dalam saluran ini tidak menggunakan sistem fasa karena hanya arus searah. Adapun keuntungan saluran transmisi DC sebagai berikut :
·      Daya guna efisiensinya tinggi disebabkan oleh factor daya = 1
·      Memiliki sistem stabil
·      Isolaasi yang lebih sederhana
Akan tetapi saluran transmisi DC memiliki biaya peralatan pengubah arus AC menjadi DC (Converter & Inverter) sehingga saluran transmisi DC dapat dianggap ekonomis pada jarak saluran udara antara 400 km hingga 600 km, dan untuk saluran bawah tanah dengan panjang 50 km. Sehingga saluran AC masih lebih sering digunakan pada saluran transmisi.

A.  Kategori Saluran Transmisi
Klasifikasi Saluran Transmisi Berdasarkan Pemasangannya.
I.     Overhead Lines (Jaringan Udara)



Overhead Lines adalah saluran transmisi energy listrik yang menyalurkan energy listrik melalui kawat kawat yang digantung pada isolator antara Menara atau tiang transmisi. Keuntungan dari saluran transmisi udara, antara lain :
·      Lebih fleksibel dan leluasa dalam upaya untuk perluasan beban.
·      Dapat digunakan untuk penyaluran tenaga listrik pada tegangan diatas 66kV
·      Mudah dalam pemasangannya
·      Bila terjadi gangguan hubungan singkat, mudah diaatasi dan dideteksi
·      Mudah dilakukan perluasan pelayanan dengan penarikan cabang yang diperlukan
·      Mudah memeriksa jika terjadi ganggaun pada jaringan.
·      Mudah untuk melakukan pemeliharaan.
·      Tiang tiang distribusi primer dapat pula digunakan untuk jaringan distribusi sekunder dan keperluan pemasangan trafo atau gardu distribusi tiang, sehingga keseluruhan harga instalasi menjadi lebih murah.

Adapun kerugian dari jaringan udara ini antara lain ;
·      Karena letaknya yang berada diruang yang terbuka, maka cuaca sangat berpengaruh terhadap efiesiensi kerjanya, dengan kata lain mudah mendapatkan gangguan dari luar, sperti gangguan hubungan singkat, gangguan tegangan bila disambar petir, dan ganguan-gangguan lainnya
·      Dari segi keindahan, jaringan udara tersebut dapat mengurangi keindahan suatu wilayah sehingga bukan manjadi pilihan yang ideal untuk digunakan dalam transimi wilayah dalam kota.
·      Untuk wilayah yang penuh dengan bangunan yang tinggi, sukar untuk mendapatkan saluran pemasangan
·      Masalah efek kulit, induktansi, dan kapasitansi yang terjadi, akan mengakibatkan tegangan drop lebih tinggi
·      Ongkos pemeliharaan lebih mahal, karena perlu jadwal pengecatan dan penggantian material listrik bila terjadi kerusakan.

I.          Undergound Line (Jaringan Bawah Tanah)
Saluran transmisi yang menyalurkan energy melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori saluran seperti ini biasanya digunakan didalam kota, karena berada di dalam tanah.

Gambar 2.2 Saluran bawah tanah
Adapun keuntungan menggunakan saluran bawah tanah sebagai berikut ;

·         Tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, bahaya petir, badai, tertimpa pohon, dsb
·         Tidak mengganggu pandangan, bila adanya bangunan yang tinggi,
·         Dari segi keindahan, saluran bawah tanah lebih sempurna dan indah dipandang
·         Mempunyai batas umur pakai dua kali lipat dari jaringan udara
·         Ongkos pemeliharaan lebih murah, karena tidak perlu adanya pengecatan
·         Tegangan drop lebih rendah karena masalah induktansi bisa diabaikan
·         Tidak ada gangguan akibat sambaran petir, angina topan, dan badai
·         Tidak adanya korona.

Adapun kerugian dari penggunaan jaringan kabel bawah tanah sebagai beriktu’
·         Harga kabel yang relative lebih mahal
·         Gangguan yang terjadi bersifat permanen
·         Tidak fleksibel terhadap perubahan jaringan
·         Waktu dan biaya untuk menanggulangi bila terjadi gangguan lebih lama dan lebih mahal
·         Biaya investasi pembangunan lebih mahal dibandingkan saluran udara
·         Saat terjadi hubungan singkat, usaha pencarian titik gangguan tidak mudah

Ada 2 tipe dari saluran transmisi bawah tanah yang digunakan, salah satunya menggunakan konstruksi pipa dengan cairan atau gas bertekanan disekitar kabel untuk mengatur panas dan mengisolasi kabel. Tipe lainnya adalah bahan pengisoler kabel dimana tidak membutuhkan cairan atau gas yang merupakan kemajuan dari sisi teknologi. Tipe dari pemasangan konstruksi kabel terbagi menjadi :
·         High-pressure, fluid-filled gas (HPFF)
·         High pressure, gas-filled pipe (HPGF)
·         Self-contained fluid-filled (SCFF)
·         Solid Cable, cross-linked polyethylene (XLPE)

1.      High-pressure, fluid filled (HPFF), terdiri atas pipa baja yang mengandung 3 konduktor tegangan tinggi. Dimana konduktornya terbuat dari aluminium ataupun tembaga, dengan isolasi kualitas tinggi, dipenuhi oli isolasi dan terbungkus denganlogam pelindung dan kawat gelincir

Gambar 2.3 Ilustrasi HPFF
Dibalik pipa baja, 3 konduktor terselimuti oleh minyak antilistrik. Cairain ini bertindak sebagai isolator dan tidak menghantarkan arus listrik. Cairan memberikan tekanan isolasi mencegah pemberhentian listrik dalam konduktor isolasi. Pemberhentian listrik dapat menyebabkan saluran mati. Cairan juga mengirimkan panas keluar dari konduktor. Cairan selalsu sama dan menghilangkan panas dari konduktor. Dala sebuah kondisi, cairan memompa sekeliling pipa dan mendinginkan pertukaran panas. Kabel dengan pompa cairan membutuhkan stasiun pompa bawah tanah, yang selalu terletak pada anak stasiun (substation). Stasiun pemompa mengawasi tekanan dan temperature dari cairan. Disana terdapat radiator yang memindahkan panas dari kabel bawah tanah ke atmosfer. Minyak juga menawasi dari masalah atau degradasi dari material kabel.

1.    High Pressure, Gas filled (HPGF) adalah salah satu variasi dari pipa tipe HPFF. Tekanan gas nitrogen digunakan untuk mengisolasi konduktor. Gas nitrogen kurang efektif dibandingkan cairan antilistrik dalam menekan pemberhentian listrik dan pendinginan. Untuk mengganti kerugian ini, isolasi konduktor 20% lebih tipis dari isolasi pipa berisi cairan. Isolasi yang lebih tipis dan pipa yang lebih hangat mengurangi jumlah arus pada jaringan yang dapat diselamatkan dan terkirim dengan efisien. Dalam kebocoran atau kerusakan sistem kabel, gas nitrogen lebih mudah ditransaksikan daripada minyal antilistrik dalam sekitar linkungan.

2.    Self Contained, Fluid Failed Pipe type dari jaringan transmisi bawah tanah seringkali digunakan untuk konstruksi jaringan transmisi bawah laut. Konduktornya cekung dan terisi dengan cairan isolasi pada tekanan 25 hingga 50 ps. Dalam penjumlahan, ada 3 kabel  yang berdiri sendiri dari semuanya. Mereka tidak ditempatkan bersama dalam pipa

Dimana kabel terdiri dari cairan isolasi konduktor dengan kualitas tinggi dengan kertas kraft dan terlindungi oleh timah perunggu atau sarung aluminium dan pembungkus plastic. Cairain mengurangi pemutusan listrik dan kerusakan jaringan. Sarung penolong konduktor tekanan dan pembungkus plastic menjaga air keluar. Konstruksi tipe ini mengurangi dari gangguan total, tetapi konstruksinya lebih mahal dari pipa tunggal yang digunakan untuk konstruksi sistem HPFF atau HPGF.

3.    Solid Cable, Cross-linked polyethylene disebut kabel padat antilistrik. Material antilistrik padat memindahkan cairan bertekanan atau gas pada pipa kabel. Kabel XLPE menjadi standar nasional dari jaringan transmisi bawah tanah dibawah 200 kV. dimana kurang perawatan daripada kabel padat, tetapi kegagalan isolasi yang akan dating akan lebih sulit untuk diawasi dan dideteksi.

Tiap tiap jaringan transmisi membutuhkan 3 bagian kabel, serupa 3 kabel konduktor dibutuhkan untuk jaringan transmisi diatas tanah. Mereka tidak disatukan dalam satu pipa, tetapi dikelompokkan dalam plat beton. Setiap kabel terdiri atas konduktor tembaga atau aluminium dan sebuah semi pelindung konduksi pada intinya. Sebuah isolasi Polyethilene sekitar intinya. Dan pada luarnya terbungkus oleh cable yang terdiri atas sarung baja dan pembungkus plastik.


Untuk konstruksi XLPE 345 kV, 2 set dari 3 kabel semestinya harus diberikan angka, terutama kapasitasnya pada sistem bawah tanah dari jaringan udara. Desain ini membantu dalam pembatasan dari setiap gangguan kabel dan dalam perbaikan singakt dari situasi mendadak. Kebanyakan jaringan bawah tanah membutuhkan batas waktu unuk perbaikan dari masalah operasi atau persoalan pemeliharaan. Kelompok kabel ganda mengizinkan untuk mengubah rute dari kelompok cadangan kabel ganda, menguurangi batas waktu tetapi meningkatkan biaya konstruksi jaringan.

  
Struktur Transmisi
Untuk kabel bawah tanah kurang dari 345 kV, sambungan dari jaringan atas untuk jalur bawah tanah memerlukan pembangunan struktur transisi, juga dikenal sebagai riser. Struktur ini antara 60 dan 100 kaki. Mereka dirancang sehingga tiga konduktor secara efektif dipisahkan dan memenuhi persyaratan kode listrik. Konduktor terisolasi dari saluran udara terhubung melalui isolator perangkat yang solid dengan kabel bawah tanah. Hal ini membuat kelembaban dari kabel dan saluran udara jauh dari dukungan struktur.
Penangkal petir ditempatkan dekat dengan tempat kabel bawah tanah yang terhubung ke saluran udara untuk melindungi kabel bawah tanah dari sambaran petir di dekatnya. Bahan isolasi sangat sensitif pada tegangan besar dan tidak dapat diperbaiki. Jika rusak, diperbaiki dengan kabel yang baru.




Klasifikasi Saluran Transmisi Berdasarkan Tegangan
Transmisi tenaga listrik sebenarnya tidak hanya penyaluran energi listrik dengan menggunakan tegangan tinggi dan melalui saluran udara (overhead line), namun transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan Rendah (LV). Sedangkan Transmisi Tegangan Tinggi adalah berfungsi menyalurkan energi listrik dari satu substation (gardu) induk ke gardu induk lainnya. Terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tiang (tower) melalui isolator, dengan sistem tegangan tinggi. Standar tegangan tinggi yang berlaku diindonesia adalah 30kV, 70kV dan 150kV. Ditinjau dari klasifikasi tegangannya, transmisi listrik dibagi menjadi :

1.      Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari  penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi terdapat permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang  besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang  banyak, sehingga memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam  pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan.

2.      Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan  penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing  phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari saluran transmisi ini ialah 100km. Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltaje) terlalu besar, sehingga tegangan diujung transmisi menjadi rendah.

3.      Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV
Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah, dengan alasan beberapa  pertimbangan :
·         Ditengah kota besar tidak memungkinakn dipasang, SUTT karena sangat sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower.
·         Pertimbangan keamanan dan estetika.

·         Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.

Wireless Power Transmission

Gambar 2.5 Tesla Tower

Nikola Tesla yang menemukan radio dan menunjukkan kepada kita ia seorang  "Bapak Wireless". Nikola Tesla adalah salah satu yang pertama memahami ide Wireless Power Transmisi dan menunjukkan " transmisi energi listrik tanpa kabel "yang tergantung pada konduktivitas listrik sedini 1891 . Pada tahun 1893, Tesla menunjukkan pencahayaan lampu vakum tanpa menggunakan kabel untuk transmisi listrik di World Columbian Exposition di Chicago. Menara Wardenclyffe yang ditunjukkan pada Gambar 1 adalah dirancang dan dibangun oleh Tesla terutama untuk nirkabel transmisi tenaga listrik daripada telegrafi .

William C. Brown, pelopor dalam transmisi daya nirkabel teknologi, telah merancang, mengembangkan unit dan menunjukkan kemenunjukkan bagaimana kekuasaan dapat ditransfer melalui ruang bebas oleh microwave. Konsep Sistem Wireless Transmisi Power dijelaskan dengan diagram blok fungsional. Dalamsisi transmisi, sumber daya microwave menghasilkandaya microwave dan daya keluaran dikontrol oleh elektronik sirkuit kontrol. Panduan gelombang ferit circulator yang melindungi sumber microwave dari kekuasaan tercermin terhubung dengan microwave sumber daya melalui Coax - Pandu Adaptor. Tuner cocok dengan impedansi antara antena pemancardan sumber microwave. Sinyal dilemahkan kemudian dipisahkan berdasarkan arah propagasi sinyal dengan Directional Coupler. Antena pemancar memancarkan daya seragam melalui ruang bebas untuk Rectenna tersebut. Di sisi penerima, Rectenna menerima daya yang ditransmisikan dan mengkonversi kekuatan microwave ke daya DC. Impedansi sirkuit yang cocok dan filter disediakan untuk pengaturan output impedansi dari sumber sinyal sama dengan sirkuit meluruskan.  sirkuit terdiri dari dioda Schottky barrier bertobatdaya microwave yang diterima menjadi daya DC.

Komponen utama dari wireless transmisi adalah :
1.      Microwave Generator
Microwave perangkat transmisi diklasifikasikan sebgai microwave vakum tabung (Magnetron, Klystron, Travelling Wave Tube), Microwave Power Module. dan Semiconductor Microwave transmitters (GaAs, MESFET, GaN pHEMT, SiC MESFET, InGaAS) Magnetron banyak digunakan untuk eksperimen dari WPT. Transmisi Microwave sering menggunakan 2.45 GHz atau 5.8 GHz ISM Band.
2.      Antenna Transmisi
Panduan gelombang merujuk pada antena, microstrip patch antena, dan Antena parabola adalah jenis yang paling populer dari transmisi antena. Antena Waveguide ditempatkan sangat ideal untuk transmisi tenaga karena efisiensi tinggi (> 95%) dan kemampuan penanganan daya tinggi.
3.      Rectenna
Konsep, nama 'Rectenna' yang dikandung oleh W.C. Brown dari Raytheon Company pada awal 1960-an. Rectenna ini elemen pasif terdiri dari antena, sirkuit dengan low pass filter antara antena dan dioda. Antena yang digunakan dalam Rectenna mungkin dipol,  microstrip atau parabola antena. Patch antena dipol mencapai efisiensi tertinggi di antara semua. Schottky barrier dioda (GaAs-W, Si, dan GaAs) biasanya digunakan dalam pemulihan sirkuit karena waktu pemulihan lebih cepat mundur dan jauh lebih rendah pada tegangan maju dan karakteristik RF yang baik.

A.  Komponen Saluran Transmisi Tenaga Listrik
1.      Konduktor

Kawat dengan bahan konduktor untuk saluran transmisi tegangan tinggi selalu tanpa pelindung/isolasi kawat. Ini hanya kawat berbahan tembaga atau alumunium dengan inti baja (steel-reinforced alumunium cable/ACSR) telanjang besar yang terbentang untuk mengalirkan arus listrik. Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan antara lain :

·         Tembaga dengan konduktivitas 100% (cu 100%)
·         Tembaga dengan konduktivitas 97,5% (cu 97,5%)
·         Alumunium dengan konduktivitas 61% (Al 61%)

Kawat tembaga mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kawat penghantar alumunium, karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih tinggi. Akan tetapi juga mempunyai kelemahan yaitu untuk besaran tahanan yang sama, tembaga lebih berat dan lebih mahal dari alumunium. Oleh karena itu kawat penghantar alumunium telah mulai menggantikan kedudukan kawat tembaga. Untuk memperbesar kuat tarik dari kawat alumunium, digunakan campuran alumunium (alumunium alloy). Untuk saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, oleh karena itu digunakan kawat penghantar ACSR. Kawat penghantar alumunium, terdiri dari berbagai jenis, dengan lambing sebagai berikut :

1.      AAAC (All-Alumunium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran alumunium. Konduktor jenis ini, bagian dalamnya berupa composite yang mempunyai kuat mekanik tinggi, dikarenakan tidak dari bahan konduktif, maka bahan ini tidak mengalami pemuaian saat dibebani arus maupun tegangan. Untuk konduktor jenis ini tidak mengalami korosi cocok untuk daerah pinggir pantai, sedangkan bagian luarnya berupa aluminium yang mempunyai konduktivitas tinggi. Konduktor jenis ini dipilih karena memiliki karakteristik high conductivity & low sag conductor. Keunggulan Konduktor AAAC:
·         Konduktor AAAC dapat menyalurkan arus dua kali lipat disbanding konduktor biasa/konvensional
·         Core/inti yang lebih ringan memungkinkan penambahan luas alumunium sampai 28% tanpa penambahan berat
·         Pada kondisi beban sama mengurangi losses 300 sampai 40% disbanding konduktor dengan diameter dan berat yang sama
·         Lebih kuat dan lebih ringan dari steel/inti baja
·         Lebih kuat dan dimensi yang stabil memungkinkan span lebih panjang atau tower lebih rendah

2.      TACSR (Thermal Alumunium Conductor, Steel-Reinforced), yaitu kawat penghantar alumunium berinti kawat baja. Pada saluran transmisi yang mempunyai kapasitas penyaluran/beban sistem tinggi maka dipasang konduktor jenis ini. Konduktor jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar tetapi lebih berat.
3.      ACSR (Alumunium Conductor Steel Reinforced). Konduktor jenis ini, bagian dalamnya berupa steel yang mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, sedangkan bagian luarnya berupa aluminium yang mempunyai konduktivitas tinggi. Karena sifat elektron lebih menyukai bagian luar konduktor daripada bagian sebelah dalam konduktor, maka pada sebagian besar SUTT maupun SUTET menggunakan konduktor jenis ACSR. Untuk daerah yang udaranya mengandung kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR/AS, yaitu konduktor jenis ACSR yang konduktor steelnya dilapisi dengan aluminium.

ada dua jenis teknikpenyambungan konduktor penghantar ACSR, TACSR dan AAAC, yaitu
1.      Sambungan dengna puntiran
2.      Sambungan dengan press
·         Selongsong steel, berfunsi untuk menyambung steel atau bagian dalam konduktor penghantar ACSR & TACSR
·         Selongsong aluminium befungsi unuk menyambung aluminium atau bagian luar konduktro penghantar ACSR & TACSR
·         Selongsong, steel, berfungsi untuk menyambung composite carbon dalam konduktor penghantar AAAC
·         Selongsong aluminium berfungsi untuk menyambun aluminium atau bagian luar konduktor penghantar AAAC
Penempatan midspan point harus memperhatikan hal hal sebagai berikut:
·         Diusahakan berada ditengah- tengah gawang atau bagian terendah dari andongan konduktor
·         Tidak boleh berada didekat tower tension
·         Tidak boleh diatas jalan raya, rel KA, SUTT, dll.

2.    Jumper Conductor
Jumper Conductor digunakan sebagai penghubung konduktor pada tiang tension. Besar penampang, jenis bahan, dan julah konduktor, pada konduktor penhubung disesuaikan dengan kondukor yang terpasang pada SUTT/SUTET tersebut.




1.    Insulation (Isolasi)
Insulation berfungsi untuk mengisolasi bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Baik saat normal continuous operation dan saat terjadi surja didalam saluran transmisi. Inulation pada SUTT/SUTET dibagi menjadi 3 yaitu :

1.      Ceramic Insulator
Ceramic insulator adalah media penyekat antara bagian yang bertegangaan dengan yang tidak bertegangan atau ground secara elektrik dan mekanik. Pada SUTT/SUTET, insulator berfungsi untuk mengisolir konduktor fasa dengan tower/ground. Dimana insulator ini terbuat dari bahan porselen yang mempunyai keunggulan tidak mudah pecah, tahan terhadap cuaca. Dalam penggunaannya, insulator ini harus di glasur. Warna glasur biasanya coklat, dengan warna yang lebih tua atau lebih muda. Hal itu juga berlaku untuk daerah dimana glasur lebih tipis dan lebih terang. Sebagai contoh pada bagian tepi dengan raidius kecil. Daerah yang di glasur harus dilingkupi glasur halus dan mengkilat, bebas dari retak dan cacat lain. Sesuai fungsinya insulator yang baik harus memenuhi sifat :

1.      Karakteristik Elektrik
Insulator mempunyai ketahanan tegangan impuls petir pengenal dan tegangan kerja, tegangan tembus minimum sesuai tegangan kerja dan merupakan bahan isolasi yang diapit oleh logam sehingga merupakan kapasitor. Kapasitornya diperbesar oleh polutan, maupun kelembaban udara di permukaannya. Apabila nilai isolasi menurun akibat dari polutan maupun kerusakan pada insulator, maka akan terjadi kegagalan isolasi yang akhirnya dapat menimbulkan gangguan.

2.      Karakteristik Mekanik
Insulator harus mempunyai kuat mekanik guga menanggung bahan Tarik konduktor penghantar maupun beban berat insulator dan konduktor penghantar.

2.      Non – Ceramic Insulator
a.     Insulator Gelas/Kaca
Digunakan hanya untuk insolator jenis piring. Bagian gelas harus bebas dari lubang atau cacat lain termasuk adanya gelembung dalam gelas. Warna gelas biasanya hijau, dengan warna lebih tua atau lebih muda. Jika terjadi kerusakan insulator gelas mudah dideteksi.

Gambar 4.2 Insulator Kaca
b.    Insulator Polymer
Insulator Polymer dilengkapi dengan mechanical load-bearing fiberglassros, yang diselimuti oleh weather shed polimer untuk mendapatkan nilai kekuatan elektrik yang tinggi.
Komponen utama dari insulator polymer yaitu :
·         Eng Fittings
·         Corona Rings
·         Fiberglass-reinforced Plastic Rod
·         Interface between shed and sleeve
·         Weather Shed


c.    Insulator piring
Insulator ini dipergunakan untuk insulator penegang dan insulator gatung, dimana jumlah piringan insulator disesuaikan dengan tegangan sistem.
a.       Insulator Post
Insulator ini dipergunakan sebagai tumpuan dan memegang bagi konduktor diatasnya untuk pemasangan secara vertikan dan sebagai insulator dudukan. Biasanya terpasang pada tower jenis pole atau pada tiang sudut. Dipergunakan untuk memegang dan menahan konduktor untuk pemasangan secara horizontal.
Gambar 4.4 Insulator Post
a.       Insulator Long Rod
Insulator long rod adalah insulator porselen atau komposit yang digunakan untuk beban Tarik.


1.      Isolasi Udara (Ground Clearance) disekitar kawat penghantat
Isolasi udara berfungsi untuk mengiolasi antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan/ground dan antar fasa yang bertegangan secara elektrik. Kegagalan fungsi isolasi udara disebabkan karena breakdown voltage ayng terlampaui (jarak yang tidak sesuai, perubahan nilai tahan udara, tegangan lebih), dan isolasi udara (Ground Clearance) mempunyai jarak bebas minimum yaitu jarak terpendek antara penghantar SUTT/SUTET dengan permukaan tanah, benda benda dan kegiatan lain disekitarnya yang mutlak tidak boleh lebih pendek dari yang telah ditetapkan demi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya serta juga keamanan operasi SUTT/SUTET

No
Lokasi
SUTT
SUTT
SUTET 500 kV
66
kV
150
 kV
Sirkuit Ganda
Sirkuit Tunggal
(m)
(m)
(m)
(m)
1
Lapangan Terbuka
6,5
7,5
10
11
2
Daerah Dengan Keadaan Tertentu




2.1.
Bangunan tidak tahan api
12,5
13,5
14
15
2.2.
Bangunan tahan api
3,5
4,5
8,5
8,5
2.3.
Lalu lintas / jalan raya
8
9
15
15
2.4.
Pohon-pohon pada umumnya, hutan dan perkebunan
3,5
4,5
8,5
8,5
2.5.
Lapangan olahraga
12,5
13,5
14
15
2.6.
SUTT lainnya, penghantar tegangan rendah, jaringan telekomunikasi, antena radio, antena televisi, dan kereta gantung
3
4
8,5
8,5
2.7.
Rel kereta biasa
8
9
15
15
2.8.
Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar, kereta listrik terdekat dan sebagainya
3
4
8,5
8,5
2.9.
Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang tertinggi pada lalu lintas air
3
4
8,5
8,5

A.  Structure (Struktur)
Komponen utama dari funsi pada sistem transmisi SUTT/SUTET adalah Tiang (Tower). Tiang adalah konstruksi bangunan yang kokoh untuk menyangga/merentang konduktro penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan linkungan sekitanya dengan sekat insulator.
“Transmission towers support the high-voltage conductors of overhead power lines, from the generating station’sswitchyard right up to source substations and satellite substations located near populated areas. Their shape, height and sturdiness (mechanical strength) depend on the stresses to which they are exposed. Towers do not transmit electricity themselves unless lightning strikes the ground
wire strung along the top of the structure. This cable is designed to protect conductors by allowing a lightning discharge to reach the ground through the tower.”
Menara transmisi mendukung konduktor tegangan tinggi pada jaringan transmisi udara, dari pembangkit listrik dari sistem pembangkit menuju stasiun stasiun listrik. Menara tidak mentransmisikan listrik pada dirinya kecuali sambaran petir. Kabel didesain untuk melindngi konduktor dari petir pada Menara.